25 Pantun Minang Tentang Perpisahan Merantau Ucapan Selamat Tinggal

Posted on

Perpisahan memang selalu menyedihkan, terutama jika harus berpisah dengan orang yang kita sayangi. Namun, di Minangkabau, perpisahan sering diungkapkan melalui pantun-pantun yang indah dan penuh makna. Berikut adalah 25 pantun Minang tentang perpisahan merantau dengan ucapan selamat tinggal:

1. “Takana lah adiak, ndak bakato sayang, sapuluh ribu kali, ubek datang balik.”

Pantun ini menggambarkan bahwa meskipun harus berpisah, kita akan selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi.

2. “Udaik dihambuik, nan dirantau urang, singkek lah sarugo, nan dihati urang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk tidak melupakan orang yang kita tinggalkan, meskipun kita berada di tempat yang jauh.

3. “Pandai malam pandai lah adiak, pandai malam pandailah udaik, sapuluh ribu kali, jang baliklah datang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk pandai menjaga hubungan dengan orang yang kita sayangi meskipun harus berjauhan.

4. “Kasiah dihati, kasiah diulun, nan baliklah datang, ulun raek kuciang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menyimpan rasa kasih sayang di hati, sehingga ketika harus berpisah, kita dapat dengan mudah menunggu kedatangan orang yang kita cintai.

5. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, singkek lah hati, nan dihati urang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menyimpan kenangan dan rasa sayang di hati, meskipun kita berada di tempat yang jauh.

6. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ndak bakato sayang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menyimpan rasa sayang di hati, meskipun kita berada di tempat yang jauh.

7. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah adiak.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menunggu kedatangan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

8. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ndak bakato rindu.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

9. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ubek datang balik.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

10. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah adiak.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menunggu kedatangan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

11. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ndak bakato kangen.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

12. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, ubek datang balik.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

13. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah sayang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menunggu kedatangan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

14. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, ndak bakato raso.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

15. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ubek datang lah.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

16. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah raso.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

17. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ndak bakato kasiah.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menyimpan rasa kasih sayang di hati, meskipun kita berada di tempat yang jauh.

18. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, ubek datanglah sayang.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

19. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah kasiah.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menyimpan rasa kasih sayang di hati, meskipun kita berada di tempat yang jauh.

20. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, ndak bakato indak.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga komunikasi dengan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

21. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ubek datanglah kasiah.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

22. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah indak.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga komunikasi dengan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

23. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, ndak bakato banyu.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

24. “Rantau nan ampek, udaik nan jauah, sapuluh ribu kali, ubek datanglah indak.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu bagi orang yang kita cintai untuk kembali lagi, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

25. “Udaik nan jauah, nan dihati urang, sapuluh ribu kali, lah tibaiklah banyu.”

Pantun ini mengajarkan kita untuk selalu merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh.

Kesimpulan

Perpisahan memang selalu menyedihkan, terutama jika harus berpisah dengan orang yang kita sayangi. Namun, pantun-pantun Minang tentang perpisahan merantau dengan ucapan selamat tinggal mengajarkan kita untuk selalu menyimpan rasa kasih sayang dan merindukan orang yang kita cintai, meskipun dia berada di tempat yang jauh. Dengan demikian, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi hanya awal dari kisah baru yang akan terus berlanjut.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *