Peribahasa Madura: Makna dan Contohnya

Posted on

Peribahasa Madura adalah kumpulan pepatah atau ungkapan yang biasa digunakan oleh masyarakat Madura. Peribahasa ini memiliki makna yang dalam dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa peribahasa Madura yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup:

1. “Sapu nyere pegat, apa nyere lewat”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan. Jika kita tidak menjaga kebersihan dan kesehatan, maka kita akan mudah terkena penyakit. Contohnya, jika kita tidak membersihkan tempat tidur kita, maka kita akan terkena penyakit kulit.

2. “Ugi tajong alem, mokal tajong gendeng”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus memilih teman yang baik. Jika kita bergaul dengan orang yang buruk, maka kita akan terpengaruh oleh perilaku mereka. Contohnya, jika kita bergaul dengan pengguna narkoba, maka kita akan terpengaruh dan menjadi pengguna narkoba juga.

3. “Boso jowo, boso ngapak, boso kromo inggil”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan lingkungan. Jika kita tidak bisa berbicara dengan bahasa yang tepat, maka kita akan sulit dalam berkomunikasi. Contohnya, jika kita berbicara dengan orang Jawa, maka kita harus menggunakan bahasa Jawa agar bisa dimengerti.

4. “Isun ngombe, ngoyo kae”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Jika kita terlalu bergantung pada orang lain, maka kita tidak akan bisa mandiri. Contohnya, jika kita terlalu bergantung pada orang tua, maka kita tidak akan bisa meraih kesuksesan.

5. “Akeh wong, akeh opo, akeh seng ndadekake”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menghargai orang lain. Jika kita tidak menghargai orang lain, maka kita akan dijauhi oleh orang lain. Contohnya, jika kita tidak menghargai teman kita, maka teman kita akan menjauh dari kita.

6. “Lengko mati, lengko mati, lengko mati, lengko mati”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mengambil keputusan dengan hati-hati. Jika kita terburu-buru dalam mengambil keputusan, maka kita akan menyesal di kemudian hari. Contohnya, jika kita memutuskan untuk membeli barang yang mahal tanpa berpikir, maka kita akan menyesal di kemudian hari.

7. “Bakal ngalor ngidul, mumpung ngempet”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik. Jika kita tidak memanfaatkan kesempatan yang ada, maka kesempatan tersebut akan hilang begitu saja. Contohnya, jika kita memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri, maka kita harus memanfaatkannya dengan baik.

8. “Bakal tuku, bakal lungguh, bakal mangan, bakal numpak”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa merencanakan masa depan dengan baik. Jika kita tidak merencanakan masa depan dengan baik, maka kita akan sulit mencapai tujuan kita. Contohnya, jika kita tidak merencanakan masa depan kita, maka kita akan sulit mencari pekerjaan yang baik.

9. “Mangan sate, nangis e ayam”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menghargai dirinya sendiri. Jika kita tidak menghargai diri sendiri, maka orang lain juga tidak akan menghargai kita. Contohnya, jika kita selalu menuruti keinginan orang lain, maka kita akan kehilangan harga diri kita sendiri.

10. “Isun tuku, isun lungguh, isun mangan, isun numpak”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Jika kita terlalu bergantung pada orang lain, maka kita tidak akan bisa mandiri. Contohnya, jika kita terlalu bergantung pada orang tua, maka kita tidak akan bisa meraih kesuksesan.

11. “Kura-kura nyerang tajam, singa mangan tahu”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mengalah saat menghadapi kesulitan. Jika kita terus memaksakan kehendak kita, maka kita akan mengalami kesulitan yang lebih besar. Contohnya, jika kita terus memaksakan pendapat kita saat berdiskusi, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mencari solusi.

12. “Mangan cangkem, ngombe lemu”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus hidup sederhana dan tidak berlebihan. Jika kita hidup berlebihan, maka kita akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Contohnya, jika kita terlalu boros dalam mengeluarkan uang, maka kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup kita.

13. “Nanggung nyawa, nanggung harta”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mengutamakan keselamatan diri dan keluarga. Jika kita terlalu memikirkan harta benda, maka kita akan mengabaikan keselamatan diri dan keluarga. Contohnya, jika kita terlalu sibuk mencari uang, maka kita akan mengabaikan kesehatan dan keselamatan diri kita sendiri.

14. “Nanggung cintan, nanggung godo”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatannya. Jika kita tidak bertanggung jawab, maka kita akan dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Contohnya, jika kita melakukan kesalahan, maka kita harus bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

15. “Kekok kacang, ngelawan angin barat”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menghadapi tantangan dengan baik. Jika kita tidak bisa menghadapi tantangan, maka kita akan sulit mencapai tujuan kita. Contohnya, jika kita tidak bisa menghadapi tantangan dalam pekerjaan, maka kita akan sulit mencapai kesuksesan.

16. “Kacang kacangan, singkong singkong”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik. Jika kita tidak bisa memanfaatkan sumber daya yang ada, maka kita akan sulit mencapai tujuan kita. Contohnya, jika kita memiliki lahan kosong, maka kita harus memanfaatkannya dengan menanam tanaman yang bisa dijual.

17. “Kacang nguli, jengkol nguli”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa bersabar dalam menghadapi kesulitan. Jika kita tidak bersabar, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan kita. Contohnya, jika kita tidak bersabar dalam belajar, maka kita akan sulit mencapai prestasi yang baik.

18. “Nanggung dhuwit, nanggung turu”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mengelola keuangan dengan baik. Jika kita tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka kita akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup kita. Contohnya, jika kita tidak bisa mengelola uang yang kita miliki, maka kita akan sulit memenuhi kebutuhan hidup kita.

19. “Sapa ngene, kena ngene”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menghormati orang lain. Jika kita tidak menghormati orang lain, maka kita juga tidak akan dihormati oleh orang lain. Contohnya, jika kita tidak menghormati orang tua, maka orang tua juga tidak akan menghormati kita.

20. “Kacang cilik, kacang gede”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menghargai pekerjaan yang kecil. Jika kita tidak menghargai pekerjaan yang kecil, maka kita tidak akan meraih kesuksesan. Contohnya, jika kita meremehkan pekerjaan yang kecil, maka kita tidak akan mendapatkan pekerjaan yang lebih besar.

21. “Nanggung sumpah, nanggung janji”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa memenuhi janji dan sumpah yang diucapkan. Jika kita tidak memenuhi janji dan sumpah yang diucapkan, maka kita akan kehilangan kepercayaan orang lain. Contohnya, jika kita tidak memenuhi janji untuk melakukan pekerjaan, maka kita akan kehilangan kepercayaan dari klien kita.

22. “Nanggung dosa, nanggung amal”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatannya. Jika kita tidak bertanggung jawab, maka kita akan dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Contohnya, jika kita melakukan kesalahan, maka kita harus bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

23. “Sapa ngalah, sapa ngaleh”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mengalah saat menghadapi konflik. Jika kita terus mempertahankan pendapat kita, maka konflik tersebut akan semakin memburuk. Contohnya, jika kita menghadapi konflik dengan teman kita, maka kita harus bisa mengalah untuk mencari solusi yang baik.

24. “Kacang dipetik, singkong dipetik”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik. Jika kita tidak memanfaatkan kesempatan yang ada, maka kesempatan tersebut akan hilang begitu saja. Contohnya, jika kita memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri, maka kita harus memanfaatkannya dengan baik.

25. “Nanggung nyaman, nanggung rukun”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa menciptakan lingkungan yang nyaman dan rukun. Jika kita tidak bisa menciptakan lingkungan yang nyaman dan rukun, maka kita akan sulit dalam berinteraksi dengan orang lain. Contohnya, jika kita tidak bisa menciptakan lingkungan yang nyaman dan rukun di tempat kerja, maka kita akan sulit dalam bekerja.

26. “Kacang dikepang, singkong dikepang”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda. Jika kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda, maka kita akan sulit dalam berinteraksi dengan orang lain. Contohnya, jika kita bekerja di luar negeri, maka kita harus bisa beradaptasi dengan budaya yang berbeda-beda.

27. “Nanggung ngaji, nanggung amal”

Peribahasa ini memiliki arti bahwa seseorang harus bisa mempelajari agama dengan baik. Jika kita tidak mempelajari agama dengan baik, maka kita akan sulit dalam menjalani kehidupan yang bermakna. Contohnya, jika kita tidak

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *