Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat Menandatangani Kesepakatan untuk Pemerintahan Sendiri Palestina

Posted on

Pada tanggal 13 September 1993, Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat menandatangani kesepakatan yang dikenal sebagai Perjanjian Oslo I. Kesepakatan ini menandai langkah awal menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.

Latar Belakang

Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun. Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur dari tangan Yordania dan Mesir. Hal ini membuat konflik semakin memanas.

Pada tahun 1987, terjadi Intifada Pertama, yaitu aksi protes rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifada ini berlangsung selama enam tahun dan menewaskan ribuan orang. Kemudian, pada tahun 1991, konflik semakin memanas ketika Saddam Hussein menyerang Israel dengan peluru Scud selama Perang Teluk.

Upaya Perdamaian

Selama bertahun-tahun, banyak upaya telah dilakukan untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Salah satu upaya tersebut adalah Konferensi Madrid pada tahun 1991, yang diadakan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Pada tahun 1993, Perundingan Oslo dimulai di mana Israel dan Palestina memulai pembicaraan rahasia di Norwegia. Pada tanggal 13 September 1993, Perjanjian Oslo I ditandatangani di Washington DC oleh Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat.

Isi Perjanjian Oslo I

Perjanjian Oslo I terdiri dari dua bagian, yaitu Deklarasi Prinsip dan Persetujuan Interim. Deklarasi Prinsip menyatakan bahwa Israel dan Palestina akan mengakui hak-hak masing-masing.

Persetujuan Interim memberikan otonomi kepada Palestina di wilayah Gaza dan Tepi Barat. Palestina akan memiliki pemerintahan sendiri dan kebebasan dalam mengatur kehidupan mereka. Namun, keamanan wilayah tersebut masih menjadi tanggung jawab Israel.

Reaksi Dunia

Perjanjian Oslo I mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Pada tahun 1994, Yitzhak Rabin, Yasser Arafat, dan Shimon Peres dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya dalam mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.

Namun, kesepakatan ini juga menjadi kontroversial di kalangan masyarakat Israel dan Palestina. Banyak rakyat Israel yang menentang kesepakatan ini karena mereka merasa bahwa kesepakatan ini memberikan terlalu banyak keuntungan bagi Palestina. Di sisi lain, banyak rakyat Palestina yang merasa bahwa kesepakatan ini tidak memberikan mereka hak yang sebenarnya.

Konsekuensi

Setelah Perjanjian Oslo I, terjadi banyak peristiwa penting dalam sejarah Israel dan Palestina. Pada tahun 1994, Israel menarik pasukannya dari Gaza dan kota Jericho di Tepi Barat. Pada tahun 1995, Yitzhak Rabin terbunuh oleh seorang ekstremis Yahudi yang menentang perdamaian dengan Palestina.

Pada tahun 2000, Perjanjian Oslo II ditandatangani di mana Israel menarik pasukannya dari sebagian besar Tepi Barat dan memperluas wilayah otonomi Palestina. Namun, upaya perdamaian terus berlanjut hingga saat ini.

Kesimpulan

Perjanjian Oslo I yang ditandatangani oleh Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat pada tanggal 13 September 1993 merupakan langkah awal menuju perdamaian antara Israel dan Palestina. Kesepakatan ini memberikan otonomi kepada Palestina di wilayah Gaza dan Tepi Barat, dan mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Namun, kesepakatan ini juga menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Israel dan Palestina. Setelah Perjanjian Oslo I, terjadi banyak peristiwa penting dalam sejarah Israel dan Palestina, dan upaya perdamaian terus berlanjut hingga saat ini.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *