Kata Kata Sindiran Bahasa Jawa Halus Tapi Menyakitkan

Posted on

Apa Itu Sindiran?

Sindiran merupakan ungkapan kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung namun tetap tajam. Sindiran sering kali digunakan untuk menyindir atau mengkritik seseorang tanpa harus mengungkapkannya secara langsung. Dalam bahasa Jawa, sindiran juga dikenal sebagai “guyonan” atau “gombal”.

Kelebihan Sindiran dalam Bahasa Jawa

Bahasa Jawa memiliki keunikan tersendiri dalam menyampaikan sindiran. Kata-kata yang digunakan cenderung halus namun tetap menyakitkan. Hal ini membuat sindiran dalam bahasa Jawa menjadi lebih elegan dan terkesan lebih dalam.

Contoh Sindiran dalam Bahasa Jawa

Berikut adalah beberapa contoh kata-kata sindiran dalam bahasa Jawa yang halus namun menyakitkan:

1. “Sing njalari soko kulino, kelangan soko wong lanang”

Kata-kata ini mengandung makna bahwa seseorang yang terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat duniawi akan melupakan hal-hal yang sebenarnya lebih penting dalam kehidupan.

2. “Sopo wani moco kitab, sopo wani ngaji ilmu”

Sindiran ini menggambarkan seseorang yang gemar membaca kitab suci namun tidak mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.

3. “Ajining diri marang alit, urip iku urup”

Kata-kata ini menyindir seseorang yang mengutamakan penampilan dan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan orang lain di sekitarnya.

4. “Gusti mboten ngarepi, wong mboten ngapusi”

Sindiran ini menggambarkan seseorang yang tidak mau memperhatikan keberadaan Tuhan namun selalu mencari-cari kesalahan orang lain.

5. “Lali, lali, nyuwun, nyuwun, munggah, munggah”

Kata-kata ini mengandung makna bahwa seseorang yang sering melakukan kesalahan namun tidak mau meminta maaf hanya akan semakin terpuruk dalam kehidupan.

6. “Kowe kiye sing waras, aku kiye sing bodo”

Sindiran ini menyindir seseorang yang merasa dirinya paling pintar namun sebenarnya bodoh dalam bertindak.

7. “Ora ono sing nganggo, nganggo ora ono”

Kata-kata ini menggambarkan seseorang yang tidak mau mengakui kesalahan sendiri namun selalu menyalahkan orang lain.

8. “Urip iku urup, ora urup iku urip”

Sindiran ini mengandung makna bahwa hidup bukan hanya tentang kesenangan semata namun juga tentang tanggung jawab dan pengorbanan.

9. “Wong kang pinter ora nganggo, wong kang bodo nganggo”

Kata-kata ini menyindir seseorang yang memiliki kecerdasan namun tidak mau menggunakannya dengan bijak.

10. “Ora ngunduh wong, ora ngunduh tulisan”

Sindiran ini menggambarkan seseorang yang tidak mau menerima bantuan orang lain namun juga tidak mau belajar dari pengalaman yang telah ada.

Kesimpulan

Sindiran dalam bahasa Jawa memang memiliki keunikan tersendiri dalam menyampaikan pesan secara halus namun tetap tajam. Kata-kata sindiran tersebut bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih bijaksana dalam bertindak dan berbicara. Selalu ingatlah bahwa kata-kata bisa menyakitkan jika tidak disampaikan dengan bijak.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *