Abdul Muis adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir pada 3 Juli 1883 di Padang, Sumatera Barat. Ia dikenal sebagai salah satu penulis terkenal pada abad ke-20 dan karyanya banyak dijadikan bahan pelajaran di sekolah-sekolah. Pada artikel ini, akan dibahas tentang sejarah hidup dan karya-karya Abdul Muis.
Sejarah Hidup Abdul Muis
Abdul Muis lahir dari keluarga yang agamis dan terdidik. Ayahnya, Sutan Mahmud Syah, adalah seorang ulama terkenal di Padang. Sedangkan ibunya, Siti Umriyah, adalah putri dari seorang pengusaha kaya. Abdul Muis merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara.
Pada tahun 1898, Abdul Muis mulai bersekolah di Sekolah Rakyat. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Padang. Setelah lulus SMA, Abdul Muis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Batavia (sekarang Jakarta) dan belajar di Rechtschool (Sekolah Hukum).
Pada tahun 1908, Abdul Muis kembali ke Padang dan bekerja sebagai pengacara. Selain itu, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik seperti Sarekat Islam, Partai Indonesia, dan Partai Sarekat Islam. Pada tahun 1922, ia diangkat sebagai anggota parlemen di Volksraad (Dewan Rakyat) dan menjadi Ketua Fraksi Sarekat Islam.
Karya-Karya Abdul Muis
Abdul Muis dikenal sebagai seorang penulis yang produktif. Beberapa karya terkenalnya antara lain:
1. Salah Asuhan
Salah Asuhan adalah novel pertama Abdul Muis yang diterbitkan pada tahun 1928. Novel ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Minangkabau yang terbelah antara adat dan agama.
2. Amir Hamzah
Amir Hamzah adalah biografi tentang sahabat karib Abdul Muis yang juga seorang penyair terkenal. Biografi ini diterbitkan pada tahun 1939.
3. Drama
Abdul Muis juga menulis beberapa drama seperti Roeslan dan Pernikahan, yang menceritakan tentang percintaan antara seorang pangeran dan putri.
Peranan Abdul Muis dalam Pergerakan Kemerdekaan
Selain sebagai seorang penulis, Abdul Muis juga aktif dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia terlibat dalam berbagai organisasi politik seperti Partai Indonesia, Partai Sarekat Islam, dan Partai Nasional Indonesia.
Pada tahun 1942, Abdul Muis ditahan oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai tokoh nasionalis. Setelah Indonesia merdeka, Abdul Muis diangkat sebagai anggota Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat (BP MPR) dan Presidium Kabinet.
Kesimpulan
Abdul Muis merupakan seorang sastrawan dan tokoh nasionalis yang berperan penting dalam sejarah Indonesia. Karyanya yang produktif dan beragam telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sejarah hidup dan karya-karya Abdul Muis.