Axana dan Wajma Mendesain Masker Khusus Penderita Kanker

Posted on

Masker menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dikenakan di masa pandemi ini. Namun, bagi penderita kanker, masker memiliki arti yang lebih penting lagi. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh penderita kanker cenderung lebih lemah dan rentan terhadap infeksi.

Hal ini membuat Axana dan Wajma, dua mahasiswi dari Universitas Indonesia, merasa prihatin dengan kondisi penderita kanker yang sulit menemukan masker yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mendesain masker khusus untuk penderita kanker.

Masker Khusus untuk Penderita Kanker

Masker khusus untuk penderita kanker ini memiliki beberapa fitur yang berbeda dengan masker pada umumnya. Pertama, masker ini terbuat dari bahan yang lebih halus dan lembut, sehingga tidak akan menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif. Kedua, masker ini memiliki lapisan filter yang lebih baik, sehingga dapat menyaring partikel-partikel udara dengan lebih efektif.

Selain itu, masker ini juga dilengkapi dengan tali pengikat yang dapat disesuaikan dengan ukuran kepala penderita kanker. Hal ini sangat penting, karena kebanyakan masker pada umumnya terlalu besar untuk kepala penderita kanker yang biasanya mengalami penurunan berat badan.

Langkah Pertama Membuat Masker Khusus untuk Penderita Kanker

Langkah pertama yang dilakukan Axana dan Wajma adalah melakukan riset terhadap kebutuhan penderita kanker dalam menggunakan masker. Mereka mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti buku-buku referensi, jurnal ilmiah, dan wawancara dengan dokter spesialis kanker.

Setelah itu, mereka mulai mendesain prototipe masker menggunakan perangkat lunak komputer. Prototipe tersebut kemudian diuji coba secara berkala untuk memastikan bahwa masker tersebut memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

Mendapatkan Dukungan dari Pihak Universitas

Setelah berhasil membuat prototipe masker khusus untuk penderita kanker, Axana dan Wajma mempresentasikan hasil kerjanya kepada pihak universitas. Mereka mendapatkan dukungan penuh dari universitas untuk mengembangkan masker tersebut menjadi produk yang siap dipasarkan.

Universitas memberikan mereka fasilitas laboratorium dan bimbingan dari para ahli di bidang teknologi tekstil dan kesehatan. Selain itu, mereka juga mendapatkan bantuan dana untuk memproduksi masker tersebut dalam jumlah yang lebih banyak.

Menjalin Kerja Sama dengan Rumah Sakit

Setelah berhasil memproduksi masker khusus untuk penderita kanker dalam jumlah yang cukup, Axana dan Wajma mulai menjalin kerja sama dengan rumah sakit untuk memasarkan produk mereka. Mereka memberikan presentasi kepada para dokter spesialis kanker dan perawat di rumah sakit, serta memberikan contoh masker kepada beberapa pasien untuk dicoba.

Respon dari para dokter dan pasien sangat positif. Mereka merasa bahwa masker tersebut sangat membantu dalam menjaga kebersihan dan kesehatan penderita kanker. Selain itu, masker tersebut juga memberikan rasa nyaman dan aman bagi penderita kanker yang seringkali merasa cemas dan stres.

Menjadi Inspirasi bagi Mahasiswa dan Masyarakat

Kisah Axana dan Wajma dalam mendesain masker khusus untuk penderita kanker menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mahasiswa dan masyarakat yang ingin berkontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19. Mereka membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat kerja keras, kita bisa memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi masyarakat.

Selain itu, Axana dan Wajma juga mengajarkan kita tentang pentingnya empati dan kepedulian terhadap orang lain, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan. Dengan memperhatikan kebutuhan mereka, kita bisa memberikan dukungan dan bantuan yang nyata.

Kesimpulan

Masker khusus untuk penderita kanker yang didesain oleh Axana dan Wajma adalah bukti nyata bahwa mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19. Masker tersebut memiliki fitur khusus yang sesuai dengan kebutuhan penderita kanker, seperti bahan yang lembut, lapisan filter yang baik, dan tali pengikat yang bisa disesuaikan dengan ukuran kepala.

Kisah Axana dan Wajma juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berkontribusi dalam penanganan pandemi, serta mengajarkan kita tentang pentingnya empati dan kepedulian terhadap orang lain. Kita semua bisa memberikan dukungan dan bantuan yang nyata bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *