Capm Adalah: Konsep, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

Posted on

Investasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kekayaan. Namun, investasi juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Salah satu cara untuk mengukur risiko investasi adalah dengan menggunakan CAPM. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu CAPM, manfaatnya, dan bagaimana cara menghitungnya.

Apa itu CAPM?

CAPM adalah singkatan dari Capital Asset Pricing Model atau Model Penentuan Harga Aset Modal. Model ini digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Aset berisiko biasanya diukur dengan beta, yang menunjukkan seberapa sensitifnya aset terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan.

CAPM dikembangkan oleh William Sharpe, John Lintner, dan Jan Mossin pada tahun 1964. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa investor ingin memaksimalkan pengembalian mereka sambil meminimalkan risiko. Oleh karena itu, CAPM memperhitungkan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

Manfaat CAPM

Ada beberapa manfaat dari menggunakan CAPM dalam pengambilan keputusan investasi, di antaranya:

  1. Memperhitungkan risiko pasar: CAPM memperhitungkan risiko sistematis atau risiko pasar yang tidak dapat dihindari. Dengan mengetahui risiko sistematis suatu aset, investor dapat menentukan apakah aset tersebut sesuai dengan profil risiko mereka.
  2. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan: CAPM membantu investor menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berdasarkan risiko pasar. Dengan mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan, investor dapat memutuskan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak.
  3. Meminimalkan risiko tidak sistematis: CAPM tidak memperhitungkan risiko tidak sistematis atau risiko yang dapat dihindari. Namun, investor dapat meminimalkan risiko tidak sistematis dengan melakukan diversifikasi.

Cara Menghitung CAPM

Untuk menghitung CAPM, Anda memerlukan beberapa informasi, di antaranya:

  • Tingkat pengembalian bebas risiko: Ini adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi yang bebas risiko, seperti obligasi pemerintah.
  • Premi risiko pasar: Ini adalah selisih antara tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian bebas risiko. Premi risiko pasar mencerminkan risiko sistematis atau risiko pasar.
  • Beta: Ini adalah ukuran sensitivitas suatu aset terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan. Beta dapat dihitung dengan membandingkan pergerakan harga suatu aset dengan pergerakan indeks pasar.

Berikut adalah rumus untuk menghitung CAPM:

Ri = Rf + (Rm – Rf) x βi

Keterangan:

  • Ri adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i
  • Rf adalah tingkat pengembalian bebas risiko
  • Rm adalah tingkat pengembalian pasar
  • βi adalah beta aset i

Contoh:

Anggaplah tingkat pengembalian bebas risiko adalah 5%, premi risiko pasar adalah 8%, dan beta suatu aset adalah 1,2. Maka:

Ri = 5% + (8% – 5%) x 1,2 = 8,6%

Ini berarti tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset tersebut adalah 8,6%.

Kesimpulan

CAPM adalah model yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Dengan menggunakan CAPM, investor dapat memperhitungkan risiko sistematis dan menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset. Meskipun CAPM tidak memperhitungkan risiko tidak sistematis, investor dapat meminimalkan risiko tersebut dengan melakukan diversifikasi. Untuk menghitung CAPM, Anda memerlukan informasi seperti tingkat pengembalian bebas risiko, premi risiko pasar, dan beta. Dengan menghitung CAPM, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan mengurangi risiko investasi Anda.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *