Surat cerai adalah surat yang dikeluarkan oleh pihak yang ingin mengakhiri hubungan pernikahan. Surat ini merupakan bukti sah yang menandakan bahwa perceraian telah terjadi. Dalam proses perceraian, surat cerai sangat penting untuk mengurus administrasi hukum serta pembagian harta dan hak asuh anak.
Bagian-bagian Surat Cerai
Surat cerai umumnya terdiri dari beberapa bagian, antara lain:
1. Bagian Pengenalan, berisi data diri suami dan istri yang bercerai.
2. Bagian Permohonan Cerai, berisi permohonan dari salah satu pihak untuk bercerai.
3. Bagian Alasan Cerai, berisi alasan yang melatarbelakangi perceraian.
4. Bagian Pembagian Harta, berisi pembagian harta bersama yang dimiliki oleh suami dan istri.
5. Bagian Hak Asuh Anak, berisi pembagian hak asuh anak jika ada anak dalam pernikahan tersebut.
Contoh Surat Cerai
Berikut ini adalah contoh surat cerai yang dapat dijadikan referensi:
[Nama Lengkap Suami],
[Alamat Suami],
[Nomor Telepon Suami],
[Tanggal]
Kepada Yth,
Pengadilan Agama [Nama Kota],
di tempat
Perihal: Permohonan Cerai
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini saya, [Nama Lengkap Suami], bermaksud untuk mengajukan permohonan cerai kepada Pengadilan Agama [Nama Kota].
Alasan saya mengajukan perceraian ini adalah karena kami telah tidak lagi memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Demikian surat permohonan cerai ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Atas perhatian dan kebijakan dari Pengadilan Agama [Nama Kota], saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
[Nama Lengkap Suami]
Kesimpulan
Surat cerai merupakan dokumen penting dalam proses perceraian. Dengan adanya surat cerai, maka perceraian dapat diakui secara hukum dan dapat digunakan untuk mengurus administrasi perceraian. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat surat cerai dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.