Sejarah mencatat bahwa kepercayaan manusia pada bumi datar pernah menjadi kepercayaan yang meluas. Namun, pada abad ke-15, sebuah ekspedisi dilakukan yang membuktikan bahwa bumi itu bulat. Ekspedisi ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah kisah ekspedisi pertama yang membuktikan bumi bulat.
Asal-Usul Kepercayaan Bumi Datar
Kepercayaan bahwa bumi itu datar bukanlah hal yang asing bagi kita. Sejak zaman kuno, kepercayaan ini sudah meluas di masyarakat. Hal ini karena ketika kita melihat ke sekitar kita, kita melihat bahwa bumi itu rata. Bukankah langit terlihat seperti kubah yang menutupi bumi?
Namun, pada abad ke-5 SM, seorang filsuf bernama Pythagoras menemukan bukti bahwa bumi itu bulat. Ia melihat bahwa bayangan bulan yang terlihat pada saat gerhana bulan merupakan bukti bahwa bumi itu bulat. Hal ini kemudian menjadi dasar bagi orang-orang pada masa itu untuk mempercayai bahwa bumi itu bulat.
Percobaan Pertama Membuktikan Bumi Bulat
Sejarah mencatat bahwa pada abad ke-3 SM, Eratosthenes, seorang astronom dan matematikawan asal Yunani melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat. Ia melakukan percobaan ini dengan mengukur sudut matahari pada saat terbit di dua tempat yang berbeda di bumi.
Ia menemukan bahwa pada saat yang sama, sudut matahari di Alexandria dan di Syene berbeda sebesar 7,2 derajat. Dari perbedaan sudut ini, Eratosthenes berhasil menghitung keliling bumi dengan menggunakan rumus trigonometri. Ia menemukan bahwa keliling bumi adalah sekitar 40.000 km.
Kepentingan Membuktikan Bumi Bulat
Membuktikan bahwa bumi itu bulat sangatlah penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena jika bumi itu datar, maka semua teori dan rumus yang ada pada masa itu akan menjadi tidak berlaku. Selain itu, membuktikan bahwa bumi itu bulat juga membuka kemungkinan untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Persiapan Ekspedisi Pertama
Pada abad ke-15, seorang pelaut Portugal bernama Ferdinand Magellan memimpin ekspedisi pertama yang bertujuan untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat. Ekspedisi ini merupakan ekspedisi yang sangat besar dan membutuhkan persiapan yang matang.
Magellan mempersiapkan tiga kapal untuk melakukan ekspedisi ini. Ketiga kapal tersebut adalah Trinidad, San Antonio, dan Concepción. Setiap kapal dilengkapi dengan sumber makanan dan air yang cukup untuk perjalanan selama beberapa bulan.
Melintasi Samudra Atlantik
Pada tanggal 20 September 1519, ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Magellan berangkat dari pelabuhan Sevilla, Spanyol. Mereka berangkat dengan tujuan untuk mencari jalur baru ke Asia dengan melintasi Samudra Atlantik.
Perjalanan mereka tidaklah mudah. Mereka menghadapi badai dan ombak yang besar selama berbulan-bulan. Mereka juga mengalami kekurangan makanan dan air. Namun, mereka tetap bertekad untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Melintasi Selat Magellan
Pada tanggal 21 Oktober 1520, ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Magellan tiba di ujung selatan Amerika Selatan. Mereka menemukan sebuah selat yang kemudian dinamakan Selat Magellan. Selat ini menjadi jalur baru untuk melakukan perjalanan ke Asia.
Mereka melintasi selat ini selama hampir sebulan. Mereka menghadapi cuaca yang sangat buruk dan bertarung dengan suku-suku yang ada di sekitar selat tersebut. Namun, mereka berhasil melewati selat ini dan melanjutkan perjalanan mereka.
Perjalanan ke Filipina
Setelah melewati Selat Magellan, ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Magellan melanjutkan perjalanan mereka ke Filipina. Mereka tiba di Filipina pada bulan Maret 1521.
Di Filipina, mereka bertemu dengan suku lokal yang dikenal dengan nama Cebu. Magellan berusaha untuk memperkenalkan agama Kristen kepada suku Cebu. Namun, upaya ini tidak berjalan lancar dan akhirnya Magellan terbunuh dalam sebuah pertempuran melawan suku Cebu.
Kembali ke Spanyol
Meskipun kehilangan pemimpin mereka, ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Magellan tetap melanjutkan perjalanan mereka. Mereka berhasil menyelesaikan perjalanan mereka dan kembali ke Spanyol pada tanggal 6 September 1522.
Perjalanan mereka membuktikan bahwa bumi itu bulat. Mereka telah berhasil mengelilingi bumi dan kembali ke tempat asal mereka. Ekspedisi pertama ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesimpulan
Ekspedisi pertama yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan pada abad ke-15 berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Perjalanan mereka yang melelahkan dan penuh rintangan membuka kemungkinan untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa dan membuat manusia semakin percaya pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat ekspedisi ini, manusia semakin yakin bahwa bumi itu bukanlah datar, melainkan bulat.