Anak merupakan titipan terindah bagi setiap pasangan suami istri. Namun, tidak semua pasangan mendapatkan kesempatan untuk membesarkan anak mereka bersama-sama karena berbagai alasan. Salah satunya adalah perceraian atau biasa disebut dengan broken home. Keadaan ini dapat mempengaruhi psikologis anak secara signifikan.
Pengertian Broken Home
Broken home adalah kondisi dimana anak harus hidup terpisah dengan salah satu atau kedua orangtuanya akibat perceraian, kematian, atau alasan lainnya. Dalam kondisi ini, anak harus hidup menghadapi keadaan yang berbeda dari keadaan yang seharusnya mereka alami. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan psikologis anak secara signifikan.
Dampak Psikologis Anak Broken Home
1. Rasa Takut dan Cemas
Setelah perceraian, anak mungkin merasa takut dan cemas karena kehilangan satu orangtua. Mereka mungkin takut kehilangan orangtua yang tersisa, atau merasa takut bahwa orangtua yang meninggalkan mereka tidak akan kembali. Hal ini dapat menyebabkan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan pada anak.
2. Kesulitan dalam Membentuk Hubungan Sosial
Setelah perceraian, anak mungkin kesulitan membentuk hubungan sosial dengan teman-teman mereka. Mereka mungkin merasa malu atau takut untuk mengungkapkan situasi keluarga mereka pada teman-teman mereka. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa terisolasi dan kesulitan untuk membentuk hubungan sosial yang sehat.
3. Perubahan dalam Perilaku
Setelah perceraian, anak mungkin mengalami perubahan dalam perilaku mereka. Mereka mungkin menjadi lebih agresif atau pasif, atau mungkin mengalami perubahan dalam pola makan atau tidur mereka. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan bagi orangtua dan membuat anak merasa tidak nyaman.
4. Kesulitan dalam Mempertahankan Hubungan Intim
Anak yang tumbuh dalam broken home mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan intim ketika mereka dewasa nanti. Mereka mungkin tidak percaya pada hubungan dan mungkin memiliki kesulitan untuk membentuk hubungan yang sehat dan bahagia.
Cara Membantu Anak dalam Keadaan Broken Home
1. Memberikan Dukungan Emosional
Memberikan dukungan emosional pada anak sangat penting dalam keadaan broken home. Orangtua perlu mengajarkan pada anak bahwa mereka masih dicintai dan dihargai. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih aman dan nyaman.
2. Membuat Kondisi yang Konsisten dan Stabil
Orangtua perlu membuat kondisi yang konsisten dan stabil untuk anak. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih tenang dan terjamin dalam keadaan yang sulit seperti broken home.
3. Memberikan Penjelasan yang Jelas pada Anak
Memberikan penjelasan yang jelas pada anak mengenai situasi keluarga mereka sangat penting. Hal ini dapat membantu anak memahami situasi mereka dan mengurangi rasa cemas atau takut yang berlebihan.
4. Menghindari Konflik dengan Mantan Pasangan
Orangtua perlu menghindari konflik dengan mantan pasangan di depan anak-anak mereka. Hal ini dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan membuat mereka merasa terlibat dalam konflik tersebut.
Kesimpulan
Broken home dapat mempengaruhi psikologis anak secara signifikan. Anak mungkin mengalami rasa takut, kesulitan dalam membentuk hubungan sosial, perubahan dalam perilaku, dan kesulitan dalam mempertahankan hubungan intim ketika mereka dewasa nanti. Orangtua perlu memberikan dukungan emosional, membuat kondisi yang konsisten dan stabil, memberikan penjelasan yang jelas pada anak, dan menghindari konflik dengan mantan pasangan di depan anak-anak mereka. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih aman dan nyaman dalam keadaan broken home.