Pada tanggal 18 Desember 2018, sebuah meteor dikabarkan jatuh dan meledak di atas Laut Bering. Kejadian ini sempat menghebohkan dunia, karena meteor tersebut memiliki kekuatan yang setara dengan 10 kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Apa itu Meteor?
Sebelum membahas lebih jauh tentang meteor yang jatuh di atas Laut Bering, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu meteor. Meteor adalah benda langit yang masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan udara. Ketika terbakar, meteor tersebut menghasilkan cahaya yang terlihat seperti bintang jatuh.
Bagaimana Meteor Dapat Meledak?
Meledaknya meteor di atas Laut Bering terjadi karena adanya tekanan pada udara yang sangat tinggi. Ketika meteor masuk ke atmosfer Bumi, kecepatannya bisa mencapai ratusan ribu kilometer per jam. Karena kecepatan yang sangat tinggi tersebut, tekanan pada udara di depan meteor menjadi sangat besar. Akibatnya, udara tersebut akan terkompresi dan menghasilkan gelombang kejut yang kuat.
Selain itu, meteor juga terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti gas dan logam. Ketika meteor masuk ke atmosfer Bumi dan terkena panas yang sangat tinggi, bahan-bahan tersebut akan terbakar dan melepaskan energi yang besar. Energi yang dilepaskan inilah yang membuat meteor dapat meledak.
Meteor Jatuh di Atas Laut Bering
Pada tanggal 18 Desember 2018, sebuah meteor dikabarkan jatuh di atas Laut Bering. Meteor tersebut memiliki diameter sekitar 10 meter dan kekuatan sekitar 173 kiloton TNT. Kekuatan tersebut setara dengan 10 kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Kejadian ini sempat menghebohkan dunia karena kekuatan meteor yang sangat besar. Namun, karena meteor jatuh di atas Laut Bering yang merupakan daerah yang sangat jarang dihuni, tidak ada laporan tentang kerusakan atau korban jiwa akibat jatuhnya meteor tersebut.
Penjelasan Ilmiah tentang Meteor Jatuh di Atas Laut Bering
Menurut para ahli, meteor yang jatuh di atas Laut Bering merupakan jenis meteor yang disebut sebagai bolide. Bolide adalah meteor yang memiliki diameter lebih dari 1 meter dan menghasilkan cahaya yang terang ketika masuk ke atmosfer Bumi.
Penjelasan ilmiah tentang bolide adalah ketika bolide masuk ke atmosfer Bumi, kecepatannya akan menimbulkan gesekan dengan udara. Gesekan ini akan menghasilkan panas yang sangat tinggi dan membuat bolide terbakar. Akibatnya, bolide akan menghasilkan cahaya yang terlihat seperti bintang jatuh.
Selain itu, bolide juga dapat menghasilkan suara yang terdengar seperti ledakan. Suara tersebut disebabkan oleh gelombang kejut yang dihasilkan oleh bolide ketika masuk ke atmosfer Bumi.
Manfaat Penelitian tentang Meteor
Kejadian meteor jatuh di atas Laut Bering menjadi salah satu penelitian yang menarik bagi para ilmuwan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul meteor dan bagaimana cara menghindari dampak buruk dari jatuhnya meteor di Bumi.
Penelitian tentang meteor juga dapat memberikan manfaat bagi bidang astronomi. Dengan mempelajari meteor, para ilmuwan dapat mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul tata surya dan benda-benda langit lainnya.
Kesimpulan
Kejadian meteor jatuh di atas Laut Bering pada tanggal 18 Desember 2018 menjadi salah satu kejadian yang menarik perhatian dunia. Meteor tersebut memiliki kekuatan yang setara dengan 10 kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Menurut para ahli, meteor yang jatuh di atas Laut Bering merupakan jenis meteor yang disebut sebagai bolide. Bolide adalah meteor yang memiliki diameter lebih dari 1 meter dan menghasilkan cahaya yang terang ketika masuk ke atmosfer Bumi.
Penelitian tentang meteor dapat memberikan manfaat bagi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang astronomi. Dengan mempelajari meteor, para ilmuwan dapat mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul tata surya dan benda-benda langit lainnya.