Nawaksara Pidato Pertanggungjawaban Presiden Soekarno

Posted on

Indonesia adalah negara yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan perjuangan. Salah satu peristiwa yang tak bisa dilupakan adalah ketika Presiden Soekarno memberikan pidato pertanggungjawaban pada tanggal 17 Agustus 1959. Pidato ini dikenal dengan sebutan Nawaksara, yang merupakan singkatan dari sembilan aksara.

Sejarah Nawaksara

Sebelum membahas lebih lanjut tentang isi pidato Nawaksara, ada baiknya kita mengetahui sejarahnya terlebih dahulu. Pada saat itu, Indonesia sedang mengalami krisis politik dan ekonomi yang cukup parah. Kondisi ini membuat Presiden Soekarno merasa perlu untuk memberikan pidato yang dapat membangkitkan semangat rakyat dan memperkuat persatuan bangsa.

Untuk itu, Presiden Soekarno memilih untuk menggunakan sembilan aksara yang terdiri dari huruf A, I, U, E, O, B, T, L, dan M. Aksara-aksara ini dipilih karena memiliki makna yang dalam dan mampu menggambarkan situasi dan kondisi bangsa Indonesia pada saat itu.

Isi Pidato Pertanggungjawaban Presiden Soekarno

Isi pidato Nawaksara terdiri dari sembilan kalimat yang masing-masing diawali dengan aksara yang dipilih. Berikut adalah penjelasan dari setiap kalimat dalam pidato Nawaksara:

1. Aku (A) adalah aku dalam kebersamaan, bukan aku yang dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.

Dalam kalimat pertama ini, Presiden Soekarno ingin menyampaikan bahwa kita sebagai bangsa harus bersatu dan saling mendukung satu sama lain, tanpa terpengaruh oleh perbedaan apapun.

2. Indonesia (I) adalah Indonesia yang bersatu, bukan Indonesia yang terpecah belah.

Kalimat kedua ini mengingatkan kita bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah hal yang sangat penting, dan harus dijaga dengan baik.

3. Untuk (U) Indonesia Raya (E) yang merdeka, tidak ada yang mustahil jika kita bersatu dan berusaha dengan sungguh-sungguh.

Presiden Soekarno ingin mengajak kita untuk terus berjuang demi Indonesia yang merdeka dan sejahtera, serta mengingatkan bahwa bersatu kita bisa meraih apapun yang kita inginkan.

4. Berdikari (O) atau berdiri di atas kaki sendiri merupakan satu-satunya jalan bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan sejati.

Kalimat keempat ini mengajak kita untuk mandiri dan tidak bergantung pada negara lain, sehingga kita bisa meraih kemerdekaan yang sejati.

5. Tidak (T) ada daya dan upaya yang tidak dapat kita lakukan untuk membela kemerdekaan dan kesatuan Indonesia.

Dalam kalimat kelima ini, Presiden Soekarno ingin mengingatkan bahwa kita harus siap berjuang demi kepentingan bangsa dan negara, tanpa mengenal lelah dan putus asa.

6. Langkah (L) kita menuju cita-cita besar harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.

Kalimat keenam ini mengajak kita untuk sabar dan tekun dalam mengejar cita-cita besar, sehingga kita bisa meraihnya dengan sukses.

7. Melalui (M) persatuan dan kesatuan, kita bisa meraih cita-cita besar bangsa Indonesia.

Presiden Soekarno ingin mengingatkan bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci sukses dalam meraih cita-cita besar bangsa Indonesia.

8. Bangsa Indonesia (B) adalah bagian dari bangsa-bangsa besar di dunia, dan kita harus selalu bersikap hormat dan menghormati bangsa lain.

Kalimat kedelapan ini mengajak kita untuk selalu menghargai bangsa lain, serta menjaga hubungan yang baik dengan negara lain.

9. Tujuan (T) negara Indonesia adalah untuk mensejahterakan rakyatnya, dan itu adalah tujuan yang mulia dan harus selalu dijaga dan diwujudkan.

Presiden Soekarno ingin mengingatkan bahwa tujuan negara Indonesia adalah untuk mensejahterakan rakyatnya, dan itu adalah tujuan yang harus selalu dijaga dan diwujudkan.

Makna Pidato Pertanggungjawaban Presiden Soekarno

Pidato Nawaksara yang disampaikan oleh Presiden Soekarno memiliki makna yang sangat dalam dan bisa dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Pidato ini mengajak kita untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta berjuang demi kepentingan negara dan rakyat.

Selain itu, pidato Nawaksara juga mengingatkan kita tentang pentingnya mandiri dan tidak bergantung pada negara lain, serta menghargai bangsa lain dan menjaga hubungan yang baik dengan negara lain.

Kesimpulan

Pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang dikenal dengan sebutan Nawaksara merupakan pidato yang sangat penting dan memiliki makna yang dalam. Pidato ini mengajak kita untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta berjuang demi kepentingan negara dan rakyat. Dengan mengikuti nilai-nilai yang terkandung dalam pidato Nawaksara, diharapkan bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang kuat, sejahtera, dan dihormati di kancah internasional.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *