Sejarah Kesultanan Ternate dan Tidore

Posted on

Pendahuluan

Kesultanan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan yang terletak di wilayah Maluku. Kedua kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya serta tradisi. Sebelum kedatangan bangsa Eropa, kedua kerajaan ini merupakan pusat perdagangan rempah-rempah yang terkenal di dunia.

Asal Usul Kesultanan Ternate dan Tidore

Kesultanan Ternate didirikan pada abad ke-13 oleh seorang pangeran yang bernama Baab Mashur Malamo. Pada awalnya, Ternate merupakan bagian dari Kerajaan Bacan yang dipimpin oleh Raja Jailolo. Namun, setelah Baab Mashur Malamo memproklamirkan dirinya sebagai raja, Ternate menjadi sebuah kerajaan yang merdeka.Sedangkan Kesultanan Tidore didirikan pada abad ke-14 oleh seorang raja yang bernama Marhum Buang. Tidore awalnya merupakan sebuah kerajaan kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan yang besar dan kuat.

Pengaruh Islam di Kesultanan Ternate dan Tidore

Islam pertama kali masuk ke Ternate pada abad ke-14 melalui seorang ulama dari Gujarat yang bernama Maulana Malik Ibrahim. Sedangkan di Tidore, Islam masuk pada abad ke-15 melalui para pedagang Arab dan India yang datang ke Maluku untuk berdagang.Setelah Islam masuk ke kedua kerajaan ini, agama Islam berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam di Maluku. Sedangkan di Tidore, agama Islam berkembang di bawah kepemimpinan Sultan Nuku.

Kedatangan Bangsa Eropa

Kedatangan bangsa Eropa ke Maluku dimulai pada abad ke-15. Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke Maluku pada tahun 1511. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah yang hanya dapat ditemukan di wilayah Maluku.Kedatangan bangsa Portugis di Maluku diikuti oleh bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris. Kedatangan bangsa Eropa ini membawa pengaruh yang besar terhadap kedua kerajaan ini. Kedua kerajaan ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat diinginkan oleh bangsa Eropa.

Pembagian Wilayah Maluku

Pada tahun 1667, bangsa Belanda dan Inggris menandatangani Perjanjian Breda yang mengatur pembagian wilayah Maluku. Menurut perjanjian tersebut, Kesultanan Ternate mendapatkan wilayah yang terletak di sebelah barat Maluku, sedangkan Kesultanan Tidore mendapatkan wilayah yang terletak di sebelah timur Maluku.Setelah pembagian wilayah ini, kedua kerajaan ini mengalami kemunduran. Namun, budaya dan tradisi dari kedua kerajaan ini terus dilestarikan oleh masyarakat Maluku hingga saat ini.

Kesimpulan

Kesultanan Ternate dan Tidore memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya serta tradisi. Kedua kerajaan ini pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang terkenal di dunia. Namun, kedatangan bangsa Eropa membawa pengaruh yang besar terhadap kedua kerajaan ini. Setelah pembagian wilayah Maluku, kedua kerajaan ini mengalami kemunduran. Namun, budaya dan tradisi dari kedua kerajaan ini terus dilestarikan oleh masyarakat Maluku hingga saat ini.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *