Pemberontakan Andi Azis di Makassar atau yang sering dikenal sebagai Perang Pattimura adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Pemberontakan ini terjadi pada 1817 dan dipimpin oleh seorang pahlawan lokal bernama Andi Azis.
Latar Belakang Pemberontakan
Pemberontakan Andi Azis di Makassar terjadi karena adanya ketidakpuasan rakyat Makassar terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Pada saat itu, Belanda telah mengambil alih kekuasaan di kawasan Makassar dan memperkenalkan sistem pajak yang sangat berat bagi rakyat setempat.
Selain itu, Belanda juga melakukan perbudakan dan eksploitasi terhadap rakyat Makassar. Hal ini membuat rakyat Makassar merasa teraniaya dan ingin memperjuangkan hak-hak mereka.
Pemberontakan Andi Azis
Pada 1817, Andi Azis memimpin pemberontakan melawan Belanda dengan dukungan dari rakyat Makassar. Pemberontakan ini dimulai dengan penyerangan terhadap pos-pos Belanda di Makassar dan sekitarnya.
Andi Azis berhasil memimpin pasukannya dan merebut beberapa wilayah dari Belanda. Namun, Belanda tidak tinggal diam dan mengirim pasukan untuk menumpas pemberontakan tersebut.
Setelah beberapa pertempuran sengit, pasukan Belanda berhasil mengalahkan pasukan Andi Azis dan menangkapnya. Andi Azis kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Belanda pada tahun 1818.
Dampak Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan Andi Azis di Makassar memiliki dampak yang besar terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemberontakan ini menjadi salah satu contoh perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah asing.
Selain itu, pemberontakan ini juga mendorong munculnya gerakan nasionalisme di Indonesia. Rakyat Indonesia mulai menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan dalam perjuangan melawan penjajah asing.
Kesimpulan
Pemberontakan Andi Azis di Makassar adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Pemberontakan ini menjadi contoh perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah asing dan mendorong munculnya gerakan nasionalisme di Indonesia.