Upacara Tabuik Tradisi yang Dikaitkan dengan Aliran Syiah

Posted on

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan tradisi. Salah satu tradisi yang menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia adalah upacara Tabuik. Upacara Tabuik adalah sebuah tradisi yang berasal dari daerah Pantai Barat Sumatera, yang dikaitkan dengan aliran Syiah.

Asal Usul Upacara Tabuik

Upacara Tabuik berasal dari kepercayaan Syiah yang diperkenalkan oleh pedagang Persia pada abad ke-17 di wilayah Pantai Barat Sumatera. Pada awalnya, upacara ini hanya dilakukan oleh para pengikut Syiah di wilayah tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, upacara ini menjadi populer dan dilakukan oleh seluruh masyarakat di wilayah Pantai Barat Sumatera.

Makna dari Upacara Tabuik

Upacara Tabuik memiliki makna yang sangat mendalam bagi para pengikut Syiah. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka atas wafatnya cucu Nabi Muhammad, Imam Husain, pada perang Karbala pada tahun 680 Masehi. Upacara Tabuik juga menjadi momen untuk mengenang jasa-jasa para martir Syiah dalam menghadapi tekanan dan penganiayaan.

Prosesi Upacara Tabuik

Upacara Tabuik dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram, tepatnya pada hari ke-10. Prosesi upacara dimulai dengan mengambil air laut yang dianggap keramat dan dijadikan sebagai simbol darah Imam Husain. Kemudian, air keramat ini diarak ke Masjid Agung Pekanbaru yang menjadi tempat upacara selanjutnya.

Setelah tiba di Masjid Agung Pekanbaru, air keramat ini dijadikan sebagai bahan untuk membuat Tabuik. Tabuik adalah patung yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan kain warna-warni serta hiasan-hiasan lainnya. Tabuik ini kemudian diarak ke laut dan dilemparkan ke laut sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka atas wafatnya Imam Husain.

Perbedaan Upacara Tabuik dengan Aliran Syiah Lainnya

Meskipun upacara Tabuik dikaitkan dengan aliran Syiah, namun terdapat perbedaan antara upacara Tabuik dengan upacara Syiah lainnya. Salah satu perbedaannya adalah pada waktu pelaksanaannya. Upacara Tabuik dilakukan pada bulan Muharram, sementara upacara Syiah lainnya dilakukan pada bulan-bulan lainnya. Selain itu, Tabuik juga memiliki bentuk dan prosesi yang berbeda dengan upacara Syiah lainnya.

Pentingnya Melestarikan Upacara Tabuik

Upacara Tabuik merupakan salah satu bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Upacara ini menjadi salah satu identitas dari masyarakat Pantai Barat Sumatera. Selain itu, upacara Tabuik juga memiliki nilai-nilai yang sangat penting bagi para pengikut Syiah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan upacara Tabuik agar tidak hilang dari sejarah dan budaya Indonesia.

Kesimpulan

Upacara Tabuik adalah sebuah tradisi yang berasal dari daerah Pantai Barat Sumatera, yang dikaitkan dengan aliran Syiah. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka atas wafatnya cucu Nabi Muhammad, Imam Husain. Upacara Tabuik dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram. Upacara ini dimulai dengan mengambil air laut yang dianggap keramat dan dijadikan sebagai simbol darah Imam Husain. Kemudian, air keramat ini diarak ke Masjid Agung Pekanbaru yang menjadi tempat upacara selanjutnya. Pentingnya melestarikan upacara Tabuik karena menjadi salah satu identitas dari masyarakat Pantai Barat Sumatera dan memiliki nilai-nilai yang sangat penting bagi para pengikut Syiah.

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *